Kamis, 05 Maret 2009

Teater Kapook STAIN Jurai Siwo Metro

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Seorang laki-laki dengan pakaian compang-camping tampak asyik sendiri. Berceloteh tentang segala sesuatu dengan sangat nyinyir di ruangan sempit yang hanya berisikan kursi kayu, meja kayu, piring, dan botol bir.

Sesekali dari mulutnya keluar berbagai kisahnya ketika menjadi seorang bramacorah. Atau sebuah kenangan ketika dirinya berasyik masyuk dengan kekasihnya, Tumirah, yang akhirnya dibunuhnya karena berselingkuh. Serta kisah lainnya yang sangat berwarna dan begitu kelam, di mana kesemuanya menggambarkan sebuah kesinisan akan kondisi yang ada dan dialaminya saat ini.

Itulah gambaran yang terlihat dalam pertunjukan Monolog Auk karya Putu Wijaya yang diusung M. Insan Jaya dari Teater Kapook STAIN Jurai Siwo Metro, di Gedung PKM Unila, Kamis (31-1) malam. Secara umum, apa yang dibawakan M. Insan Jaya belum maksimal baik dari penguasaan naskah hingga adegan yang dibawakannya.

Pada awal pertunjukan, Insan sudah memberikan satu pertunjukan yang apik. Power yang dimiliki sangat baik, begitu juga artikulasi serta gesture, blocking panggung, hingga kemampuan meruangnya.

Namun setelah lima menit berjalan, pertunjukan menjadi semakin kedodoran. Bahkan, terlihat Insan sudah kehilangan konsentrasi dan kelelahan yang terbawa hingga akhir pertunjukan.

Akhirnya pertunjukan yang awalnya mengalir, bergerak dengan lambat dan monoton. Apalagi emosi yang dikeluarkan Insan sama sekali tidak terlihat. Semua terlihat datar saja.

Begitu juga dengan dialog yang diucapkannya begitu kelam. Padahal, seharusnya ada permainan emosi yang bisa diciptakannya dengan mengucapkannya dengan sedikit komedian satire yang gelap.

Namun, Insan yang juga berperan sebagai sutradara mengaku kalau dirinya memang baru menguasai naskah selama dua bulan. "Bahkan untuk pentas saja, saya baru melakukannya sebanyak dua kali. Makanya masih banyak kekurangan yang sangat terlihat."

Rektor STAIN Jurai Siwo Metro Syarifuddin Basyaar mengatakan selain mementaskan monolog Auk, para mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiwa Pecinta Seni (Impas) di Teater Kapook juga akan mementaskan lakon Pensiunan atawa Sementara Menunggu Gaji.

"Teater ini akan dipentaskan di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung, pada Sabtu (2-2) mulai pukul 14.00," kata dia.

Selain akan dipentaskan di Lampung, kedua naskah ini akan dibawakan berkeliling ke beberapa wilayah. "Awal pertunjukannya sudah digelar di STAIN Metro pada 30 November lalu. Kemudian dilanjutkan di PKM Unila pada (31-1), pada 7 Februari di UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, dan UIN Bandung pada 9 Februari," kata dia. n TYO/K-2

Sumber: Lampung Post, Sabtu, 2 Februari 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar